Tentang MI Miftahul Akhlaqiyah

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Akhlaqiyah merupakan salah satu lembaga yang berada di bawah yayasan Miftahul Huda Bringin (YMHB) yang didirikan oleh masyarakat Bringin Ngaliyan pada tahun 1953. Berdirinya MI ini diprakarsai oleh bapak Ahmad Mudatsir, awalnya masih bernama Madrasah Diniyah Wajib Belajar, selanjutnya pada tahun 1962 berganti nama menjadi Madrasah Wajib Belajar (MWB) seiring dengan terbitnya peraturan Departemen Agama kala itu.

Awalnya siswa MI Miftahul Akhlaqiyah hanyalah putra-putri masyarakat sekitar lingkungan madrasah saja, seiring berjalannya waktu MI Miftahul Akhlaqiyah makin berkembang dan menjadi pilihan masyarakat, tak hanya lingkungan madrasah namun juga masyarakat luar yang jauh dari lingkungan madrasah.

Animo tinggi para orangtua menyekolahkan anaknya di MI Miftahul Akhlaqiyah disamping karena akses mudah karena berada di ruas jalan raya Bringin, juga karena kualitas madrasah semakin hari semakin baik terutama dalam bidang pendidikan keagamaan, sebagaimana diketahui tren orangtua menyekolahkan anak kini beralih ke sekolahan yang kental nuansa relijius.

Dukungan USAID Prioritas, Juga AUS-Aid
Sebagai MI yang makin berkembang, MI Miftahul Akhlaqiyah pun dilirik berbagai pihak, pihak manajemen juga senantiasa berupaya menjaga kualitas melalui kerjasama dengan berbagai pihak, selama saling menguntungkan.

Kerjasama terakhir adalah dengan USAID Prioritas, dari kerjasama ini mi mendapatkan banyak benefit baik teori maupun praktik, seperti pembelajaran yang baik, manajemen yang baik dan partisipasi masyarakat. Program ini merupakan turunan kemitraan antara MI Miftahul Akhlaqiyah dengan Univeritas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.

Sebelumnya pihak lain yang menyapa dalam kerjasama adalah Learning Assistance Program for Islamic Scholar (LAPIS)-AusAID, program ini juga serupa yakni dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan sekolah dasar Islam.

Kerjasama dengan berbagai pihak
Sebagai upaya mempertahankan reputasi dan menjaga kualitas, MI Miftahul Akhlaqiyah rajin menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Diantara pihak yang bekerja sama adalah UIN walisongo Semarang, dibandingkan mitra lainnya UIN Walisongo merupakan mitra terlama karena telah menjalin kerjasama lebih dari 10 tahun ini, kerjasama berupa penempatan mahasiswa praktikan baik PPL maupun PPG, pelatihan guru, perpustakaan dan lain sebagainya.

Lembaga lain yang bekerjasama adalah Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, Perpustakaan Universitas Negeri Semarang (Unnes), dan lembaga-lembaga maupun individu non pendidikan seperti Puskesmas Tambakaji Ngaliyan, Perpustakaan daerah dan lain sebagainya.

Budaya literasi melekat
MI Miftahul Akhlaqiyah sadar bahwa tantangan sekarang adalah lemahnya budaya literasi, oleh sebab itu madrasah berupaya memaksimalkan dan menyukseskan budaya literasi. Salah satunya adalah dengan menyediakan sudut-sudut baca yang ditempatkan di dalam kelas maupun luar kelas.

Siswa-siswi asyik menikmati buku yang disediakan madrasah, budaya ini menjadi penyeimbang mereka yang nalurinya membeli jajanan dan bermain-main.

Menjadi Perpustakaan Terbaik se kota Semarang
Selain di sudut baca yang tersedia di berbagai sudut di madrasah, siswa-siwi juga dimanjakan dengan perpustakaan yang sangat nyaman, koleksi buku lengkap lebih dari 3 ribu judul buku, peminjaman sistem komputer/database dan barcode scanner, AC, multimedia dan pendukung kenyamanan lainnya.

Perpustakaan MI Miftahul Akhlaqiyah bahkan dinobatkan sebagai perpustakaan terabik dalam ajang kompetisi perpustakaan madrasah se kota semarang yang diselenggarakan oleh perpustakaan kota Semarang.

Capaian ini tak lepas dari peran serta masyarakat (PSM) seperti dukungan dari beberapa wali murid yang berprofesi sebagai akademisi perguruan tinggi, pustakawan di UNNES dan UIN, dukungan yaysan, kepala madrasah yang juga berprofesi jurnalis, guru dan sebagainya.

Pendaftar siswa melebihi target
Tahun demi tahun kuantitas dan kualitas MI Miftahul Akhlaqiyah makin melejit, orangtua semakin yakin menyekolahkan di madrasah yang berpayung di bawah Kementerian Agama ini. Mereka semakin jeli memilih tawaran lembaga-lembaga pendidikan sejenis dengan branding-barnding Islam maupun branding lain.

Para orangtua berbondong-bondong mendfatarkan anaknya berharap diterima di madrasah berkultur NU ini. namun kapasitas gedung 3 lantai yang hanya mampu menampung maksimal 500an siswa menyebabkan banyak calon siswa baru harus gigit jari tak bisa diterima di madrasah ini.

Pihak manajemen sebenarnya selalu memikirkan kondisi ini, dan berupaya mencari solusi seperti mencari area baru / tanah yang bisa untuk memperluas gedung.

Lulus hafal juz 30, BTQ dan menulis pegon lancar
Dalam menjaga amanah para orangtua siswa, MI Miftahul Akhlaquiyah membuat berbagai program untuk peningkatan kualitas. Program unggulan saat ini adalah siswa ditargetkan telah hafal juz 30 saat lulus kelas 6.

Program ini telah berjalan selama 4 tahun, progressnya menunjukkan hasil yang menakjubkan. Siswa-siswa mulai kelas 1 yang didik oleh 3 hafidz hafidzah ini telah lancar menghafal bahkan beberapa siswa sudah melebihi target, ada yang telah hafal 2 bahkan 3 juz.

Selain tahfidz, madrasah juga memberikan program baca tulis qur'an untuk semua siswa, menulis pegon dan lain sebagainya.

Langganan juara KSM
Meski memiliki brand madrasah keagamaan, namun MI Miftahul Akhlaqiyah juga tidak lantas melupakan prestasi akdemik non keagamaan. Keduanya harus berimbang sesuai tuntutan zaman.

MI Miftahul Akhlaqiyah kini memiliki siswa-siswi potensial dan siap diajukan ke aneka ajang kompetisi, baik level lokal maupun diatasnya.

Dalam dua tahun terakhir siswa MI ini lolos mewakili kota Semarang, yakni memenangkan even Kompetisi Sains Madrasah, pada tahun 2018 dan tahun 2019.

Humas dan peran serta masyaraat aktif
Terwujudnya madrasah yang baik bukan hanya dalam pembelajaran, namun juga dalam manajerial dan eloknya madrasah membina peran serta masyarakat terutama orangtua siswa. Hal ini sudah dilaksanakan di madrasah dan menunjukkan hasil yang baik pula.

MI Miftahul Akhlaqiyah aktif mengkomunikasikan program madrasah dalam berbagai media diantaranaya website, whatsapp grup, youtube, medsos dan aneka rupa cara lainnya.

Para orangtua siswa sebagai salah satu pwerwujudan peran serta masyarakat kini juga sudah memiliki wadah yaitu paguyuban kelas, yaitu himpunan para orangtua  masing-masing kelas, mereka aktif bergerak tanpa dikomando dari madrasah. namaun tetap selalu berkordinasi untuk mewujudkan madrasah lebih baik